Skip to main content

MAKALAH "PENGARUH PEMIMPIN AGAMA HINDU DAN BUDHA DI KERAJAAN MAJAPHIT"



PENGARUH PEMIMPIN  AGAMA HINDU DAN BUDHA DI KERAJAAN MAJAPHIT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah  Indonesia Kuno
yang dibina oleh Bapak Deny Yudo Wahyudi, S.Pd., M. Hum



                                                              Oleh:         

 BIMO SENO                                    120732436492
                                                                                  



Description: Description: unm1








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
MARET 2013


KATA PENGANTAR

            Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah  Rabbul ‘Alamin yang tiada henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang haus dan cinta akan ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan terbukalah setiap mata hati. Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah sehingga makalah yang berjudul  PENGARUH PEMIMPIN  AGAMA HINDUDAN BUDHA DI KERAJAAN MAJAPHIT” dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Indonesia Kuno. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar dipersembahkan pada seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap dan buntu tatapan mata kami dalam mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya, diantaranya :
  1. Bapak Deny Yudo Wahyudi sebagai pembina matakuliah Sejarah Indonesia Kuno
  2. Orangtua di rumah yang tak pernah hentinya memberikan bantuan materil dan doa serta segala bentuk dukungannya.
Demikianlah makalah ini dibuat dan tidak menutup kemungkinan dalam penyusunannya terdapat kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentarnya yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan laporan tugas selanjutnya.



                                                                        Malang, 27 maret 2013


                                                                                    Penyusun




DAFTAR ISI
                                                                       
                                               
KATA PENGANTAR                                                                                              
DAFTAR ISI                                                                                                             

BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang                                                                                                      1
1.2. Rumusan Masalah                                                                                                2
1.3. Tujuan Penulisan                                                                                                  2
1.4. Manfaat Penulisan                                                                                               2

BAB II           
2. PEMBAHASAN
2.1. Pemimpin keagamaan Hindu dan Budha di Kerajaan Mahjaphit
2.1.1. Pemimpin Keagamaan Hindu (Dharmadyaksa Rin Kasaiwan)                        3
2.1.2. Pemimpin Keagamaan Budha (Dharmadyaksa Rin Kasogatan)                      5
2.2. Pengaruh Pemimpin keagamaan Hindu dan Budha
2.2.1. Pengaruh Pemimpin Keagamaan Hindu (Dharmadyaksa Rin Kasaiwan)        6
2.2.2. Pengaruh Pemimpin Keagamaan Budha (Dharmadyaksa Rin Kasogatan)      7

BAB III
3. PENUTUP 
3.1. Kesimpulan                                                                                                          8
3.2. Saran                                                                                                                    8

DAFTAR RUJUKAN                                                                                                            9





BAB 1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1528 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya dan mejadi Kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Majapahit sendiri bukanlah kerajaan yang menjadi wangsa baru, Raden Wijaya masih menggunakan wangsa Rajasa. Nama Majapahit dicetuskan karena pada saat raden Wijaya masuk hutan dia memakan buah Mojo yang pada umumnya rasanya manis tapi rasanya lain karena rasanya pahit. Pada permulaan tahun 1293 Majapahit masih berupa desa kecil dengan jumlah penduduk yang sangat terbatas, dikepalai oleh Nararya Sanggramawijaya (Purwadi,2004:202).
Majapahit adalah kerajaan terbesar yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, pertahanan militer angkatan perang Majapahit tidak ada yang bisa menandingi. Maka tidak kalau kerajaan majapahit mempunyai tiga macam agama. Bukan hanya agama yang berbeda, tetapi pemimpin agamanya pun berbeda-beda.
            Majapahit mempunyai beberapa agama dalam kerajaannya yaitu, agama Hindu dan Budha. Dalam ketiga agama ini memiliki pemimpin agama yang berbeda, pemimpin agama Hindu adalah Dharmadyaksa kasaiwan, pemimpin agama Budha adalah Dharmadyaksa kasogatan. Pemimpin keagamaan ini yang dipercaya oleh pemerintah untuk mengawasi dan menjaga kedamaian dikerajaan majapahit.
            Pemimpin keagamaan adalah tokoh yang sangat dipanuti atau ditauladani oleh masyarakatnya. Majapahit yang memiliki macam-macam pemimpin keagamaan pastinya juga memiliki kitab-kitab suci yang berbeda-beda. Pengaruh pemimpin keagamaan tidak sangat berpengaruh


utnuk menyebarkan agamanya, karena pemimpin keagamaan disini hanya orang yang dipercaya untuk mengawasi agamanya. Melainkan pengaruh yang sangat kuat pengaruh dari tokoh yang sangat terpandang.
            Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan tentang siapa pemimpin keagamaan dan bagaimana cara penyebaran agama di kerajaan majapahit. Dan kami mengambil judul “pemimpin agama Hindu-Budha di Kerajaan Majapahit”. Kami mengambil judul tersebut untuk memberitahu pemimpin-pemimpin agama yang ada di dalam kerajaan majaphit.
           

1.2 Rumusan Masalah
1.      Siapa Pemimpin Keagamaan di Kerajaan Majapahit?
2.      Bagaimana Pengaruh Pemimpin Keagama di kerajaan majapahit?

1.3 Tujuan Masalah
1.      Menjelaskan Siapa Pemimpin di Kerajaan Majaphit.
2.      Menjelaskan Pengaruh Pemimpin Keagamaan di kerajaan majapahit.

1.4 Manfaat Penulisan
1.      Memberikan Pengetahuan Tentang Siapa Saja Yang Menjadi Pemimpin Keagamaan di Kerajaan Majapahit.
2.      Memberikan Pengetahuan Pengaruh Pemimpin Keagamaan di Kerajaan Majapahit.



BAB II
2. Pembahasan
2.1. Pemimpin Agama Hindu-Budha di Kerajaan Majapahit
2.1.1. pemimpin Agama hindu (Dharmadyaksa Rin Kasaiwan)
Pemimpin agama hindu pemimpin yang dipilih oleh pemerintahan yang dipercaya sebagai penanggung jawab dari pemimpin keagamaan di kerajaan majapahit. Pemimpin Keagamaan Hindu adalah Dharmadyaksa Rin Kasaiwan. Dharmadyaksa Rin Kasaiwa mempunyai Sekte Siwasidhanta dan Siwabhairawa kedua sekta tersebut unutk mengajak atau menyebarkan agama hindu melalu sekte yang berbeda di kerajaan majapahit.
                        Siwa adalah salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa adalah dewa pelebur, bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan kepada asalnya. Dewa Siwa memiliki nama lain yaitu, Jagatpati, Nilakantha, Paramêśwara, Rudra, Trinetra. Bersenjatakan Tri sula, dengan Wahana Lembu Nandini. Beliau memiliki sakti diantaranya Dewi Parwati, Dewi Uma,Dewi Durga, Dewi Kali.
                        Siwashidanta adalah independen, murni, berpengetahuan sendiri, bebas dari mala, murah hati berlimpah, maha ada, dan kebahagian. Menurut Siwa Sidhanta, Tuhan adalah penyebab operatif alam semesta dan saktinya adalah penyebab instrumentalnya, maya adalah penyebab materialnya. Dari maya dunia ini berevolusi, dan jiwa-jiwa disediakan lokasi-lokasi instrumen dan objek pengetahuan. (http://agoescha-mandala.blogspot.com/2012/04/tentang-siwa-siddhanta.html)
                        Sekta Siwasidhanta juga dikembangkan di sekolah yang dipimpin para pendeta. Dasar ajarannya adalah sekte Siwasiddhanta, di mana meditasi dipandang sebagai cara untuk mencapai realitas yang absolut. Ajarannya berkembang dalam masyarakat dan bercampur dengan kepercayaan tradisioital yang asli. Ritusnya diwujudkan sebagai perjalanan menuju tingkat-tingkat kesempurnaan hidup. Dengan cara mengajak


semua murid sekolah Mereka mengisolasi diri di gunung-gunung dan tempat sunyi sebagai rangkaian pengajaran. Meditasi dilakukan di berbagai pertapaan antara lain Gunung Penanggungan, gunung Arjuna dan Sukuh.(file:///C:/Users/Acer/Desktop/majapahit/Parisada%20Hindu%20Dharma%20Indonesia%20%20Kerajaan%20Majapahit%20Selayang%20Pandang.htm)
Agama Siwa yang berkembang dan dipeluk oleh raja-raja Majapahit adalah agama Siwadiddhanta (Siddhantatapaksa) yang mulai berkembang di Jawa Timur pada masa raja Sindok (abad X). Sumber ajaran agama Siwasiddhanta adalah kitab Tutur, dan yang tertua adalah Tutur Bhwanakosa yang disusun pada jaman Mpu Sindok dan yang termuda dan terpanjang adalah Tutur Jnanasiddanta yang disusun pada jaman Majapahit. Ajaran Agama ini sangat dipengaruhi oleh Saiwa Upanisad, Vedanta dan Samkhya. Kenyataan Tertinggi agama ini disebut Paramasiwa yang disamakan dengan suku kata suci OM.
Siwa Bhairawa adalah sebuah perwujudan dari dewa yang berbentuk sebuah arca. Bhairawa adalah dewa Siwa dalam salah satu aspek perwujudannya. Bhairawa berkategori ugra (ganas) dan digambarkan bersifat kejam, berwujud mengerikan, memiliki taring, dan bertubuh sangat besar seperti raksasa.
Sekta Siwa Bhairawa mempunyai ajaran yang berbeda dari Sekta Siwasidhanta yang menyebarkan keagamaanya melalui kitab tetapi sekte Bhiarawa melalui pemujaan kepada arca-arca. Siwa Bhairawa adalah aliran yang memuja bhairawa sebagai dewa yang memuja atau dianggap sebagai tuhan yang disembah melalui arca. Arca itu tingginya 360 cm dengan bentuk badannya yang besar dan tegap, berdiri di atas mayat manusia. Bentuknya yang demikian menunjukkan dewa Siwa dalam keadaan marah (krodha). Arca di tempatkan pada satu bangunan yang disebut Pelinggih Bhatara Siwa Bhairawa. Bentuk arca itu serupa dengan arca Bhairawa di Singasari. Kemungkinan besar bahwa latihan-latihan Tantrayana dilakukan pula pada masa pemerintahan pegawai-pegawai kerajaan Singasari di Bali. Arca Bhairawa yang terdapat di daerah Pejeng itu disimpan di daerah Pura Kebo Edan. Sebutan Siwa Bhairawa oleh penduduk di sekitar pura itu menunjukkan bahwa arca itu adalah sebuah arca yang dibuat oleh para penganut Tantrayana untuk kepentingan upacara-upacara kepercayaan.


2.1.2. Pemimpin Agama Budha (Dharmadyaksa Rin Kasogatan)
                        Pemimpin agama Budha pemimpin yang dipilih oleh pemerintahan yang dipercaya sebagai penanggung jawab dari pemimpin keagamaan di kerajaan majapahit. Semua pemimpin dalam kerajaan majapahit semuanya sama dipilih melalui pemerintah. Pemimpin agama Budha adalah Dharmadyaksa Rin Kasogatan. Agama Budha sendiri mempunyai 3 aliran, yaitu : aliran Theravada, Mahayana dan vajrayana.
                        Pemimpin agama budha (Dharmadyaksa Rin Kasogatan), pemimpin keagamaan ini yang menyebarkan agama Budha Mahayana. Raja-raja majapahit mayoritas menganut agama hindu (aliran siwashidanta), tapi tidak dengan Tribhuwanotunggadewi (ibunda Hayamwuruk), yang menganut aliran budha Mahyana, Walaupun begitu agama Siwa(Hindu) dan agama Buddha tetap menjadi agama resmi kerajaan hingga sekitar tahun 1447.
Mahayana berasal dari bahasa Sansekerta: महायान, mahāyāna yang secara harafiah berarti ‘Kendaraan Besar’ adalah satu dari dua aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha. Mahayana, yang dilahirkan di India.
Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah Theravada. Pembagian ini seringkali diperdebatkan oleh berbagai kelompok. Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahayana, Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.
Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahayana dan Theravada.
Walaupun asal-usul keberadaan Mahayana mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan berkesimpulan bahwa Mahayana berasal dari India pada abad ke 1, atau abad ke 1 SM. Menurut sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama Buddha di India pada abad ke 5, mulai masa tersebut naskah-naskah Mahayana mulai muncul pada catatan prasasti di India. Sebelum abad ke 11 (ketika Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra Mahayana masih berada dalam proses perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra yang sama mungkin muncul. Terjemahan-terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan dalam membentuk sejarah Mahayana. (http://indonesianbuddhistsociety.wordpress.com)
Ajaran yang ditekankan oleh pemimpin agama (Dharmadyaksa Rin Kasogatan) Budha Mahayana menekankan pada belas kasih dan keyakinan dengan tujuan membantu yang lainnya meraih pencerahan dan Tanah Suci tergolong dalam ajaran Budha Mahayana. (www.justbegood.net)

2.2       Pengaruh Pemimpin agama Hindu dan Budha
2.2.1    Pengaruh Pemimpin Agama Hindu (Dharmadyaksa Rin Kasaiwan)
Pengaruh pemimpin Dharmadyaksa Rin Kasaiwan ini sangat mudah untuk mempengaruhi masyarakat kerajaan majapahit. Karena mayoritas raja-raja yang banyak menganut sekta siwasidhanta dan sekta tersebut sudah ada sejak zaman empu sindok hingga sampai runtuhnya kerajaan majapahit, yang pastinya pengikutnya juga banyak karena dari masa ke masa raja-raja masih banyak yang menganut sekta siwasidhanta yang disebarkan oleh Dharmadyaksa Rin Kasaiwan.
Selain itu, bukan hanya penyebaran dari para-para raja saja sekta siwasidhanta itu dapat diterima oleh masyarakat, melainkan ada cara yang lain sehingga sekta siwasidhanta bisa terima dengan baik oleh masyarakat kerajaan majapahit. Tetapi mereka juga menyebarkan sekta siwasidhanta dibantu oleh pendeta yang menyebarkan sekta siwasidhanta. Para pendeta membantu menyebarkan sekta siwasidhanta yaitu melalui sekolah yang dikembangkan, di mana meditasi dipandang sebagai cara untuk mencapai realitas yang absolut. Ajarannya berkembang dalam masyarakat dan bercampur dengan kepercayaan tradisioital yang asli. Ritusnya diwujudkan sebagai perjalanan menuju tingkat-tingkat kesempurnaan hidup. Dengan cara mengajak semua murid sekolah Mereka mengisolasi diri di gunung-gunung dan tempat sunyi sebagai rangkaian pengajaran. Meditasi dilakukan di berbagai pertapaan antara lain Gunung Penanggungan, gunung Arjuna dan Sukuh.
Penyebaran agama ini semakin mudah saja selain dari pemimpin agamanya, ditambah raja-raja yang mayoritas beraliran sekte dan ditambah bantuan pendeta yang mengembangkan sekte siwadhanta disekolah.
2.2.2 Pengaruh Pemimpin Agama Budha Dharmadyaksa Rin Kasogatan
Pengaruh pemimpin agama Budha yang mengajarkan Budha mahayana. Yang terbawa pengaruh Tribhuwanotunggadewi (ibunda Hayamwuruk), yang menganut aliran budha Mahyana. Pemimpin agamanya juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat kerajaan majapahit yaitu pemimpin keagamaan Dharmadyaksa Rin Kasogatan. Selain pengaruh dari ibunda Hayam wuruk juga ada pengaruh lain yang membuat masyarakat memilih Budha mahayana. Yaitu karena dari ajaran Budha mahayana juga mengajarkan untuk menekan belas kasihan dan mempunyai tujuan untuk membantu yang lain. Dari semua tradisi mahayana juga termasuk pengaruh atau mudahnya masyarakat kerajaan majapahit untuk mau ikut ajaran yang dibawa pemimpin keagamaan Dharmadyaksa Rin Kasogatan.



BAB III
3. Penutup
3.1 kesimpulan
                        Setiap pemimpin agama mempunyai caranya sendiri untuk menyebarkan agamanya. Apapun agama yang diajarkan atau disebarkan untuk mencari pengikut. Begitun pun Dharmadyaksa Rin Kasaiwan dan Dharmadyaksa Rin Kasogatan mempunyai aliran (sekte) tersendiri untuk menyebarkan agamanya.
Pengaruh pemimpin kerjaan terhadap masyarakat di kerajaan majapahit sangat berpengaruh terhadap peyebaran agama, ditambah unsur-unsur lain yang menguatkan penyebaran agam tersebut. Melainkan orang yang menjadi tokoh yang terpandang, yang memiliki kedudukan di dalam kerajaan majapahit. Dan pastinya juga tergantung kebijakan apa yang diberikan pemimpin keagamaan.
3.2 Saran
1. hendaknya kita harus meneladani siapapun pemimpin keagamaan kita, siapapun yang menjadi pemimpin keagamaan itu sudah pasti yang terbaik yang diberikan oleh pemerintah atau raja.
2. pengaruh pemimpin agama, pengaruh apapun yang diberikan pemimpin agama kita tidak boleh percaya begitu saja. Tetapi, pilihlah ajaran yang baik menurut anda.



DAFTAR RUJUKAN

Purwadi. 2004. Gajah Mada. Yogyakarta: gerai Ilmu
Supriatna, Nana. 2006. Sejarah. Bandung : GRAFINDO MEDIA PRATAMA
Kusumajaya, I Made, DKK­____ Kerajaan Majapahit Selayang Pandang, (online)
Eka, Agus____Tentang Siwasidhanta (online)
www.justbegood.net ____ Dasar Ajaran Budha, (online)

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH "BOLA BASKET"

KATA PENGANTAR       Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwasanya saya telah dapat membuat Makalah Tentang Olahraga Bola Basket walaupun banyak sekali hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.      Oleh karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu Guru supaya saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama bagi teman-teman yang hobi atau ingin lebih tahu lebih banyak tentang olahraga basket. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Fokus Penulisan C. Manfaat dan tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah B. Lapangan, Waktu, dan Jumlah Pemain Bola Basket C. Pera

MAKALAH "MOTIVASI DALAM ORGANISASI"

PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan.  Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam baik di dalam kehidupan kehidupan rumah tangga hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja. Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.  Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya.  Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan.1  Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan sumber daya untuk mencapainya.  Sumber daya merupakan energi, tenaga dan kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan.  Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finan

MAKALAH "ADMINISTRASI PERKANTORAN"

KATA PENGANTAR   Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya telah berhasil menyusun makalah yang diberikan oleh dosen matakuliah Manajemen Administrasi Perkantoran dengan judul makalah “ Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Perkantoran ”. Makalah ini untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan dengan berbagai permasalahan yang ada, pembahasan, dan analisa yang telah ditulis dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti bagi siapa saja yang ingin membaca dan memahaminya. Sehingga menjadi manusia cerdas yang terus berkembang dalam hal kemampuan, keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga saya mengharapkan, kritik dan saran positif yang kiranya dapat membantu dalam penyempurnaan makalah berikutnya. Akhir kata saya ucapkan terimakasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wa