KATA PENGANTAR
Memberi
kata sambutan bukan sekedar basa-basi apalagi untuk memberi nilai
tambah atas isi tulisan. Dalam budaya pancasila dan tentang budaya
pancasila, jangan hendaknya sekedar ucapan, tetapi harus berakar sebagai
perwujudan iman. Dan akibatnya laksanakan segala sesuatu berdasarkan
iman di sirami roh ke-tuhanan YME.untuk menyambut hasil karya ini
diawali dengan niat “Lillahi Robbil Alamin” dan diawali pula dengan
syukur “Alhamdulillah Robbil Alamin”. Sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya,
dialah penyampai, pengamal dan penafsir pertama al-Qur’an.
Dengan pertolongan dan hidayahnya-lah, makalah PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN MACAM-MACAM TIPOLOGINYA ini
dapat diselesaikan dan disusun berdasarkan tugas perkuliyahan, dengan
harapan dapat bermanfaat bagi semua komponen Institut, khususnya dan
bagi berlangsungnya perkuliahan di IAIN Sunan ampel Surabaya, sebagai
bahan kuliyah dan bahan diskusi pada tatap muka perkuliyahan. Tentu saja
kehadiran makalah ini sama sekali tidak dimaksudkan membelenggu minat
mahasiswa untuk membaca refrensi lainnya.
Ucapan terma kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu penyusunan ini. dan penghargaan pula kami persembahkan
kepada teman-teman yang selalu memberikan, dorongan dan motifasi serta suport kepada kami. Penulis berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah ini.
Merupakan
suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal sholeh dan
menjadi motifator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang lebih
baik dan bermanfaat. Amin.
Surabaya, 03-03-201I
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
- Pengertian Perkembangan............................................................................ 3
- Devinisi Tipologi.......................................................................................... 5
- Macam-macam Perkembangan Kepribadian................................................ 7
- Macam-macam Tipologi Kepribadian.......................................................... 8
BAB III KESIMPULAN................................................................................... 14
A. KESIMPULAN........................................................................................ 14
B. DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 15
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
| |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi
perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap
fase-fase perkembangan. Dalam penulisan makalah ini untuk mengetahui
karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang
mempengaruhi psikologi perkembangan pada fase remaja.
Seorang
tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada
faktor temperamen, karakter, dan bakat fitalitas jasmani seseorang
bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor
hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan
merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
Dewasa
ini psikologi sangat dibutuhkan dalam setiap manusia khususnya bagi
seorang pelajar (ABG) maupun pada orang dewasa. oleh karena itu
khususnya bagi psikolog haruslah tau apa arti dari perkembangan dan
kepribadian itu, agar dalam memberikan solusi kepada klien bisa
menempatkan pada sasaran yang sesuai, karena, dalam perkembangan dan
kepribadian pada setiap manusia merupakan bantuan untuk memberikan
kepada siswa dalam menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan yang lebih baik. Pemberian bantuan ini dapat
dilakukan dengan melalui berbagai cara, salah satu bahan yang bisa
dipakai, misalnya diberikan kesempatan untuk membaca dan menelaah sebuah
buku tentang sopan santun, cara belajar efektif, tata tertib dan
sebagainya. Psikologi juga memiliki sebutan yang beragam dan terus
berkembang dari waktu ke waktu. Psikologi ini tujuannya agar para siswa
dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggungjawab,
pelajar kreatif, dan pekerja produktif dan dapat menerapkan perkembangan
yang terjadi pada kepribadian seseorang.
Oleh karena itu agar lebih jelas tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada seseorang, maka kami akan mengulas lebih lanjut tentang perkembangan dan kepribadian pada seseorang tersebut.
Oleh karena itu agar lebih jelas tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada seseorang, maka kami akan mengulas lebih lanjut tentang perkembangan dan kepribadian pada seseorang tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari
judul yang telah diberikan oleh dosen pembimbing untuk memenuhi tugas
mata kuliyah kami dan dari latar belakang yang telah kami susun, maka
kami dapat merumuskan makalah ini dengan beberapa rumusan makalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Perkembangan?
2. Apa Definisi Kepribadian?
3. Bagaimana Macam-Macam Perkembangan Kepribadian?
4. Bagaimana Macam-Macam Tipologi Kepribadian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Obyek
psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi.
Para ahli psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah
perkembangan manusia tadi dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat.
Namun perhatian psikologi perkembangan yang utama tertuju pada
perkembangan manusianya sebagai person, dan masyarakat merupakan tempat
berkembangnya person tadi.[1]
Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik atau
sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan
menunjuk ada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar
kembali.
Perkembangan
juga berkaitan daengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar.
Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal
dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat intergrasi
yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Suatu
devinisi yang relevan yang dikemukakan oleh Monks sebagai berikut :
Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam
proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah
laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Contoh Perkembangan :
1. Tingginya badan pada diri seseorang.
2. Berkembangnya daya pikir seseorang, yaitu dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.
3. berkembangnya teknologi-teknologi canggihdi seluruh dunia.
Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai berikut
: Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho genetic, bahwa perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke
keadaan dimanadiferensiasi, artikulasi, dan integrasi, meningkat secara
bertahap. Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas
pada diri anak, bahawa dari penghayatan totalitas itu lambat laun
bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam
kerangka keseluruhan.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.[2]
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.[2]
Menurut
Nagel, perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungs-fungsi tertentu, o;eh karena itu
bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun da;am
bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut
Schneirla, perkembangan adalah perubahan-perubahan progesif dalam
organisasi organisme, dan organisme inidilihat sebagai system fungsional
dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini
meliputi dua faktor yakni kematangan dan pengalaman.
Spiker, mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu :
1. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.
Rumusan
ini lain tentang arti perkembangan yang dikemukakan oleh Libert,
Paulus, dan Strauss, yaitu bahwa Perkembangan adalah proses perubahan
dalam pertumbuhan pada suatu waktu ssebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih dapat
mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis
yang menampak. Perkembangan dapat juga dilikiskan debagai suatu proses
yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan,
dan belajar.[3]
B. Definisi Kepribadian
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini
menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di
zaman Romawi dalam memainkan peranan-peranannya. Pada saat itu, setiap
pemain sandiwara memainkan peranannya masing-masing sesuai dengan topeng
yang dikenakannya. Lambat-laun, kata persona (personality)
berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosiala tertentu
yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakaynya, kemudian
individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan ataui sesuai
dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya.[4]
Dalam penelitian kepribadian, tedapat berbagai istilah, sepereti motif, sifat, dan temperamen, yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan.[5]
Konsep-konsep
tersebut menyeratkan kejenjang litas-waktu dan lintas-situasi dalam
pola prilaku individu. asal awal keajegan yang dianggapkan (presumed)
itu tidak selalu sama. Temperemen, misalnya, lebih menunjuk opada dasar
biologisdari prilaku, sementara motif dan sifat terkait dengan
pengaruh-pengaruh lingkungan social. Apapun itu, keajengan yang
disebut-sebut terlanjur ada, bahkan dianggap mencermenkan disposisi
psikologis perseorangan, yang mengejawantah dalam tebaran tindakan yang
luas.[6]
Agaknya,
pengertian atau definisi mengenai “kepribadian” yang bisa dikemukakan
sedemikian banyaknya. lebih dari enam dasawarsa lalu, Alloport dalam
bukunya personality, mendaftarkan tidak kurang dari lima puluh
definisi yang berbeda, dan sejak itu jumlahnya kian bertambahbanyak.
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai berikut:
personality
is the dynamic organization within the individual of thos
psychophysical systems that determine his unique adjustments to his
environment (Kepribadian
adalah organisasi-organisasi dinamis dari system-sistem psikofisik dalam
individu yang turut menentukan cara-caranya unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya).
Dengan demikian, berdasarkan definisi diatas, klepribadian memilki beberapa unsur, berikut ini:[7]
1. Kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata lain, ia tidak statis, tapi senantiasa berubah setiapa saat.
2. Organisasi tersebut terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal yang berada di luar diri individu.
3. Organisasi
itu berdiri atas sistem psikis, yang menurut Allport meliputi, antara
lain, sifat dan bakat, serta sistem fisik (anggota dan organ-organ
tubuh) yang saling terkait.
4. organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungannya.
Dalam
bahasa populer, istilah “kepribadian” atau juga berarti ciri-ciri watak
seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu
identitas sebagai individu yang khusus. Jika dalam bahasa sehari-hari
kita anggap bahwa seseorang mempunyai kepribadian, yang kita maksudkan
ialah orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya
secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya, sehingga
tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda
dari individu lainya.
apabila
definisi umum yang banyak menyerupai arti konsep dalam bahasa
sehari-hari tersebut itu hendak kita pertajam, akan timbul banyak
kesukaran. Hal itu sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi yang
memang merupakan tugas mereeka, tetapi tidak ada satu definisi yang
tajam dan seragam. Agaknya, konsep kepribadian merupakan konsep yang
begitu luas, sehingga menjadi suatu konstruksi yang tidak mungkin
dirumuskan dalam satu definisi yang tajam, namun bisa mencakup
keseluruhannya.
C. Macam-Macam Perkembangan Kepribadian
Perkembangan
manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti
dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir
sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati
serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap
ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang
bersifat menetap.
Menurut
Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam
A.Supratika), yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3)
tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal:
12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah
baya dan usia senja.
1. Struktur Kepribadian
Dalam
teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id,
ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls
agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan
“pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas
sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai
realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego
adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan
filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang
dilakukan oleh dorongan ego.
Gerald
Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia
dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri
dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan
super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga
sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan
dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh
energi psikis yang menggerakkan.
2. Persepsi tentang sifat manusia
Menurut
Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional
yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri
psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya.
Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia
pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey
yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika
antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada
aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu
adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan
bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan
pada orang tersebut.[8]
D. Macam-Macam Tipologi Kepribadian
Pada
dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama
lain. Penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan para ahli
sejak dulu kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus (400 SM dan 175
M) yang mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan
menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.
1) Melancholicus,
yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga tipe orang
seperti ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis, dan selalu
menaruh rasa curiga.
2) Sanguinicus,
yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini
selalu menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang atau selalu gembira,
dan beresikap optimistis.
3) Flegmaticus,
yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. orang tipe ini sifatnya lamban
dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang,
pendiriannya tidak mudah berubah.
4) Cholericus,
yakni orang yang banyak empedu kuningnya. Orang tipe ini bertubuh besar
dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya
garang dan agresif.
Menurut C.G. Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.
2) Tipe introvert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya, pada “aku” nya.[9]
Selanjutnya selain yang disebutkan diatas masih banyak macam-macam tipologi sebagai berikut:[10]
a. Tipologi Mazhab Itali
Berdasarkan
atas data-data yang di peroleh oleh DeGiovani, serta hukum deformasi
yang dirumuskan oleh DeGiovani,Viola dalam penyelidikan-penyelidikannya
menemukan, bahwa ada tiga macam tipe manusia berdasarkan atas keadaan
tubuhnya, yaitu :
(1) Microsplanchnis : ukuran-ukuran menegak relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung.
(2) Macrosplanchnis : ukuran-ukuran mendatarnya relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan pendek gemuk.
(3)
Normosplanchnis : ukuran-ukuran menegak dan mendatar seimbang, sehingga
orang kelihatan seimbang. Bermacam-macam bentuk tubuh yang demikian itu
beralas pada keturunan.
b. Tipologi Mazhab Perancis
Mazhab
Perancis yang dipimpin oleh Sigaud berpendapat, bahwa keadaan serta
bentuk tubuh manusia serta kelainan-kelainannya itu pada pokoknya
ditentukan oleh sekitar atau lingkungan. Yaitu :
(1) Ada lingkungan yang berwujud udara yang menjadi sumber reaksi respiratoris.
(2) Ada sekitar yang berwujud makan-makanan yang menjadi sumber reaksi-reaksi digestif.
(3) Ada lingkungan yang berwujud keadaan-keadaan alam yang menjadi sumber reaksi-reaksi muskuler.
(4) Ada lingkungan yang berwujud keadaan sosisl yang menimbulkan reaksi-reaksi cerebral.
c. Tipologi Kretschmer
(a). Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya
Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat :[11]
1. Tipe piknis:
Sifat-sifat khas tipe ini ialah :
- Badan agak pendek.
- Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar.
- Leher pendek dan kuat.
- Lengan dan kaki lemah.
- Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit melengkung.
- Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun.
Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun.
2. Tipe Leptosom
Orang
yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan
biasa, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, sifat-sifat khas
tipe ini ialah:
- badan langsing/kurus, jangkung
- perut kecil, bahu sempit
- lengan dan kaki lurus
- tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
- buka bulat telur
- berat relatif kurang
3. Tipe Atletis
Pada
orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan
mendatar dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan
selaras; tipe mini dapat dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan
tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini ialah:[12]
- tulang-tulang serta otot dan kulit kuat
- badan kokoh dan tegap
- tinggi cukupan
- bahu lebar dan kuat
- perut kuat
- panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil
- tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
- muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom
4. Tipe Displatis
Tipe
ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu,
tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu,
karena tidak memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut.
Bermacam-macam bagian yang seolah-olah bertentangan satu sama lain ada
bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap tipe displastis ini
menyimpang dari kosntitusi normal.
(b). Tipe-Tipe Manusia Menurut Temperamennya
1. Tipe schizothyme
Orang
yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan
para penderita schizoprenia, hanya sangat tidak jelas, ada kecenderungan
ke arah autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan dirinya sendiri
2. Tipe cyklothym
Orang
yang bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuain dengan
para penderita manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini
juga mudah untuk ikut merasakan suka dan duka orang lain
(c). Hubungan Antara Keadaan Jasmani Dan Temperament
1.
orang yang konstitusi piknis kebanyakan bertemperament cyklothym, atau
orang-orang yang bertemperament cyklothym kebanyakan berkonstiusi piknis
2.
orang-orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis
kebanyakan bertemperament schizothyum, atau orang-orang yang
bertemperament schizothym kebanyakan berkonstitusi leptosom, atau
atletis atau displastis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik atau
sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan
menunjuk ada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar
kembali.
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peranan-peranannya.
Menurut
Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam
A.Supratika), yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3)
tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal:
12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah
baya dan usia senja.
Pada
dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama
lain. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus (400 SM dan 175 M) yang
mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut
keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.
1. Melancholicus.
2. Sanguinicus.
3. Flegmaticus.
4. Cholericus.
DATAR PUSTAKA
@ Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Aksara Baru, 1927).
@ Partowisastro, Koestoer, Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Penerbit Erlanga, 2004).
@ Knoers, Monks dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2006).
@ Koswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991).
@ John W. et al Bery, Psikologi Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi, Penerjemahan Edi Suhartono, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999).
@ Sobur, Alex, Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2003).
@ Allport, Gordon Personality a Psychological Interpretation, (Constable & Co. Ltd. London, 1971).
@ Purwanto, M. Ngalim Psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998).
@ Nature Adler, A. Understanding Human, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949).
@ Sheldon, W.H. The Varieties Of Temperament: a Psychology of Constutional Difference, (New York : Harper, 1942).
[1] Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Aksara Baru, 1927), hlm. 34
[2] Koestoer Partowisastro, Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Penerbit Erlanga, 2004), hlm. 124.
[3] Monks Knoers, dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2006), hlm. 115
[4] Koswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991), hlm. 10.
[5] John W. et al Bery, Psikologi Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi, Penerjemahan Edi Suhartono, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999), hlm. 141.
[6] Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2003), hlm. 299.
[7] Gordon Allport, Personality a Psychological Interpretation, (Constable & Co. Ltd. London, 1971), 230.
[9] M. Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998), hlm115.
[10] A. Understanding Human Nature Adler, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949), 45
[11] Sheldon, W.H. The Varieties Of Temperament: a Psychology of Constutional Difference, (New York : Harper, 1942), hlm. 121
No comments:
Post a Comment